Dunia mengenal merpati sebagai simbol damai, la juga simbol kesetiaan. Di kota Jember Merpati mewakili sebuah tradisi
panjang bernama Tota’an. Ada yang mengatakan, Tota’an berawal dari
Kecamatan Semboro yang kemudian menyebar ke daerah lain di Jember,
seperti Tanggul hingga Mangli di pusat kota Jember. Acara Tota’an digelar setahun dua kali. Yang jelas, ini tradisi di
kalangan pecinta burung merpati. Mereka berkumpul dan menjadikan acara
ini sebagai sarana merekatkan persaudaraan Dalam acara ini, para
penggemar burung merpati bertukar informasi seputar perawatan burung, sembari makan-makan.
Ada juga arisan dan pengocokan undian dengan hadiah yang tak terlampau mewah. Tak jelas juga apa makna kata Tota’an. Namun
realitas acap melampaui makna kata. Lihatlah, bagaimana saat siang
datang, ratusan orang meriung membawa keranjang berisi burung dara
dengan tak menampik rasa bangga.
Jumlah merpati bisa mencapai ribuan ekor. Setiap burung dara yang hadir
dalam acara itu Tota’an didandani dengan berbagai pernik. Ada pita
warna-warni hiasan jambul. Mereka diberi nama yang ganjil, kadang lucu:
Penakluk Cewek, Anak Manja, Putra Utama. Tak ada alasan apapun di balik
penamaan ini, kecuali keinginan bersenang-senang.
Tota’an diawali dengan melepas sepasang merpati dari dua daerah yang
berbeda. Dua merpati itu mewakili mata angin, dan disebut dengan
pengantin barat dan pengantin timur. Selepas pasangan pengantin itu
diterbangkan, para penyuka merpati ini berkumpul di tengah lapangan,
untuk melepaskan ribuan burung milik masing-masing yang sedari tadi
telah dipersiapkan. Merpati terbang, kembali ke kandang masing- masing.
Merpati tak pernah ingkar janji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar